Lamsel – Petani jagung di Lampung Selatan terpukul, pasalnya hasil panen nya hanya dihargai Rp 2.600 per kilo gram, berbanding terbalik dengan harga beras yang justru terus naik hingga menyentuh angka Rp15 ribu per kilogram
Sutarmin , salah seorang petani di Sidorejo saat ini kami terpukul dengan kondisi harga jagung yang mangkin merosot turun drastis
Menurutnya hal ini tak sebanding dengan kondisi modal saat kami pertama menanam jagung, di tambah lagi sulit nya mencari kebutuhan pupuk
Menurutnya meskipun ada di tingkat kelompok ia harus mengikuti aturan dari pusat yang tidak masuk akal saat penebusan pupuk
“Harganya jagung turun drastis pada awal Januari 2024 ,sekitar 6.000 terus pertengahan Febuari sekitar 4.500 dan
Bulan Maret, harga turun drastis menjadi 2.600 perkilogram,” jelasnya
Dikatakan olehnya harga terakhir ini bisa dipastikan petani jagung akan rugi, padahal panen inilah yang diharapkan untuk menghasilkan uang setelah, gagal tanam pada September – november 2023,
“Hal tersebut diakibatkan musim kemarau yang berkepanjangan sehingga tanah menjadi kering,” ujarnya, Jumat (15/3/2024)
Meskipun demikian kata Sutarmin tidak ada pilihan jagung harus tetap tetap panen sekalipun merugi karena jagung tidak tahan disimpan lama dan kesulitan penjemuran ketika musim hujan seperti saat ini
Di ungkapkan oleh nya harapan nya kini pupus, setelah gagal panen pada akhir tahun 2023, dan saat ini merugi dengan
potensi kerugian akan makin besar ketika prediksi harga akan makin turun beberapa hari kedepan
“Kondisi ini selalu terjadi saat masa panen tiba. Penurunan harga terjadi saat panen raya, bisa sampai Rp 3000 ribu sampai Rp 2600 perkilogram,” ucapnya
Hal yang sama di sampaikan Misiran Sanjaya salah seorang petani di Desa Sidomulyo dirinya juga membenarkan terjadi penurunan harga terhadap komoditas jagung di wilayahnya.
“Harga jagung kini turun Rp 2700 hingga Rp 2600 per kilogramnya,” ujarnya.
Meski belum panen raya, penurunan ini bisa disebabkan karena adanya panen di sejumlah wilayah lain di Lampung Selatan. “Kalau panen raya ada kemungkinan harga biasa anjlok sekali,” jelasnya.
Sementara Sidik Guridno mengatakan berdasarkan perhitungan pribadi dan pengalaman dilapangan, harga minimal jagung ditingkat petani Rp 3.500 per kilogramnya agar petani ada keuntungan..
“Semoga para petinggi, para pemimpin perduli dengan nasib petani jagung,” tandasnya
Discussion about this post