Obornews.id – Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPD HNSI ) Provinsi lampung mengungkap ikan petek dianggap kurang bernilai, bahkan disebut ikan ‘sampah’. Ikan petek merupakan bahan baku susu ikan yang digadang-gadang sebagai alternatif susu sapi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Agus Saini korwil Lampung selatan didampingi Ketua DPD HNSI Bayu Witara menyebut harga ikan petek berkisar antara Rp6.000 hingga Rp8.000 per kilogram (kg), ikan ini umumnya dikonsumsi oleh masyarakat kalangan bawah.
“Ikan petek harganya hanya Rp8.000 per kilo bahkan Rp6.000 per kg. Karena ikan ini memang dikonsumsi oleh kalangan bawah atau digesek (diasinkan)” ujarnya kepada,awak media Kamis (19/09).
Ia menuturkan ikan petek kerap dianggap ikan ‘sampah’ karena biasa digunakan sebagai umpan rajungan, pakan ternak, dan bahan ikan asinan.
“Ikan petek itu ikan sampah sebenarnya. Dia sebagai umpan bagi para nelayan penangkap rajungan dan juga sebagai pakan ternak,” tegasnya.
Menurutnya, pemanfaatan ikan petek sebagai bahan baku pembuatan susu ikan merupakan inovasi berkelanjutan yang bisa meningkatkan kesejahteraan nelayan.
“Inovasi yang terbarukan dalam pengembangan protein masyarakat Indonesia dengan susu ikan, Ikan yang tidak sebatas daging tetapi hasil ekstraksi yang bisa meningkatkan pendapatan para nelayannya,” ungkapnya.
Agus menambahkan selain ikan petek, ada juga ikan tuna dan ikan cod yang bisa dijadikan alternatif bahan pembuatan susu ikan.
“Selain ikan petek, itu ada ikan tuna, ikan cod yg juga bisa dijadikan bahan susu,” pungkasnya.
Susu ikan tengah menjadi sorotan lantaran digadang-gadang menjadi alternatif susu sapi yang akan digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Susu ikan merupakan salah satu produk turunan dari hidrolisat protein ikan (HPI). Jadi, susu ikan bukan dari susu yang diperah dari ikan tetapi dari daging ikan segar yang digiling menjadi bentuk bubuk.
“Ikan datang dari nelayan langsung, fresh. Yang kita pakai ikan petek karena selama ini ikan petek di nelayan enggak dipakai karena enggak ada yang mau beli jadi kita buktikan bahwa ikan itu meskipun ikan petek bisa kita olah menjadi bentuk valuable,” katanya.
Agus mengatakan susu ikan masih dipertimbangkan untuk masuk dalam program makan bergizi gratis (MBG), Ia mengatakan pihaknya dari DPD dan DPP HNSI akan mencoba bertemu dengan Kepala Badan Gizi Nasional di jakarta
“Kita baru menawarkan ada salah satu program alternatif kemandirian protein. Terkait dipilih atau tidaknya saya belum tau,” imbuhnya.
Agus mengatakan susu ikan bisa menjadi substitusi sumber protein. Pasalnya selama ini Indonesia katanya cenderung impor sumber protein seperti sapi.
Kami akan menyediakan bahan baku untuk pembuatan ikan Susu,ini akan menjadi peluang untuk membantu nelayan sehingga akan menambah pendapatan bagi nelayan,” katanya( Red)
Discussion about this post